berpartisipasi dalam WAKUWAKU JAPAN[5]
Jepang memiliki industri film
yang cukup maju pesat. Film produksi sutradara Jepang banyak yang diminati
penonton di luar Jepang, bahkan mampu menembus industry film raksasa Hollywood.
Beberapa film karya asli Jepang di-remake atau dibuat ulang oleh para produser
film Barat. Sebut salah satu film yang terkenal seperti: Godzilla.
Selain itu Jepang juga melahirkan
sineas-sineas handal yang mampu meraih penghargaan tingkat Internasional. Salah
satunya adalah Izuru Kumasaka yang pernah meraih penghargaan Best First Feature
Award di Festival Film Internasional Berlin. Keberadaan film Jepang memang tidak
bisa dipandang sebelah mata. Industri seni kreatif ini bahkan memberikan
kontribusi signifikan bagi perekonomian Jepang.
Sejarah Film Jepang
Majunya perfilman Jepang bisa
dimaklumi, mengingat negara ini sudah mengenal film sejak lebih dari seratus
abad silam. Klub Shinko di Kobe menjadi tempat pemutaran film yang pertama di
Jepang pada bulan November 1896. Pemutaran film dilakukan dengan memakai
Kinetoscope. Pemutarnya adalah seorang pedagang senjata bernama Takahashi
Nobuharu.
Pada bulan Februari 1897, Inahata
Katsutaro memutar film dengan memakai cinématographe di Osaka. Pada bulan
berikutnya (Maret 1897), di Tokyo diputar film dengan memakai Vitascope yang
merupakan perbaikan dari Kinetoscope. Pemutaran film di Tokyo ternyata sangat
populer dan banyak ditonton orang.
Setelah Bake Jizo dan Shinin no
Sosei (1898), film Geisha no Teodori diputar di Kabuki-za, Tokyo pada tahun
1899. Film tersebut juga dibuat Shiro Asano dari Konishi Honten (nantinya
disebut Konishi Shashin Kogyo, dan sekarang Konica Minolta). Asano waktu itu
memakai kamera film bermerek Gaumont.
Sumber: wikipedia.org |
Film karya Asano dipertunjukkan
ke muka umum oleh Perkumpulan Gambar Hidup Modern Jepang (Nippon Sossen Katsudo
Shashinkai). Perkumpulan diketuai oleh Koyo Komada yang nantinya menjadi
produser film. Masih pada tahun 1899, Koyo Komada melakukan syuting film
berjudul Pistol Goto Shimizu Sadakichi (Perampok Berpistol Shimizu Sadakichi).
Film tersebut diangkat dari kisah nyata Sadakichi Shimizu, pelopor perampok
berpistol di Jepang.
Film Pistol Goto Shimizu
Sadakichi merupakan film cerita pertama produksi Jepang yang memakai film
sepanjang 70 kaki per rol. Dari film tersebut muncul aktor Jepang pertama,
Unpei Yokoyama yang anggota paguyuban aktor Shinpageki. Film Jepang tertua yang
masih tersimpan baik hingga kini adalah film berjudul Momijigari karya
sutradara Tsunekichi Shibata yang diproduksi tahun 1899.
Film Jepang Masa Kini
Banyak film Jepang yang sangat
bermutu dan memiliki cerita bagus. Sayangnya, di beberapa stasiun televisi
Indonesia jarang atau bahkan sama sekali tidak ada yang menayangkan film dari
Jepang. Padahal negara Jepang memiliki kebudayaan dan kehidupan tradisi yang
hampir sama dengan Indonesia. Masyarakat Jepang dan masyarakat Indonesia dalam
beberapa segi mempunyai kultur sama.
Tapi bagi masyarakat pecinta film
di Indonesia tak perlu berkecil hati, karena ada siaran televisi kabel bertajuk
WAKUWAKU JAPAN yang menayangkan berbagai program acara full japans. Mulai dari
program acara drama, animasi, musik, olahraga, sampai film. Nah, bagi penggemar
film Jepang bisa pantengin setiap hari Jum’at jam 21.00 WIB melalui TV kabel Indovision
(channel 168), Okevision (channel 32), dan First Media (channel 340).
Kalian bisa menyaksikan film-film
keren Jepang dengan berbagai genre. Ada film horor, drama, action, thriller,
dan yang lainnya. Sebut saja film keren macam Werewolf Game, Ghost Train, dan film
Welcome Home, HAYABUSA yang baru saja tayang pada tanggal 25 April kemarin. Film
yang berjudul asli Okaeri Hayabusa ini mengisahkan tentang Hayabusa, wahana
penjelajah yang mencatat keberhasilan pertama kalinya di dunia untuk
mendapatkan sampel asteroid Itokawa yang terletak 300 juta km dari bumi dan
sukses kembali ke bumi. Film yang dibintangi Tatsuya Fujiwara ini sangat menguras
emosi penonton.
Sumber: WAKUWAKU JAPAN |
Tapi saya juga suka film horor
berjudul Ghost Train (Otoshimono) yang dibintangi aktris ternama Erika Sawajiri.
Ia bermain sebagai Nana, pelajar SMA yang mencari adiknya yang hilang di sebuah
stasiun Subway. Bersama dengan Kanae (Wakatsuki Chinatsu), teman sekelasnya
yang mencari kekasihnya, mereka bergerak bersama untuk memecahkan misteri
tersebut.
Mereka mengungkap ternyata orang-orang
yang hilang tersebut menghilang setelah membeli tiket kereta api, dan setiap
ada yang menghilang, selalu muncul wanita berbaju hitam yang berdiri di peron. Sementara
itu, seorang kondektur subway Toshikazu (Oguri Shun) dipindahtugaskan ke bagian
kehilangan setelah dia melapor bahwa dia bertemu hantu di rel kereta api. Di
bagian kehilangan ini, dia menemukan bahwa tiket kereta api yang sama selalu
saja muncul dalam daftar.
Ghost Train ini merupakan besutan
pertama sutradara muda bernama Furusawa Takeshi. Meskipun masih terbilang baru,
namun sutradara muda ini sudah cukup berpengalaman di dunia sinematography
Jepang. Furusawa adalah teman sekelas dari master horor Shimizu Takashi dan dia
sebelumnya menjadi asisten dari Kurosawa Kiyoshi dalam film Kairo dan Barren
Illusion.
Nah, buat kalian yang penasaran
ingin menyaksikan film-film keren dari negeri Matahari Terbit ini, buruan langganan
Indovision, Okevision, atau First Media. Kalian bisa langsung menikmati channel
WAKUWAKU JAPAN dengan berbagai pilihan program acara yang sangat variatif.
Diantaranya adalah program acara film yang menjadi favorite penonton. Jadi,
tetapkan pilihan anda pada WAKUWAKU JAPAN!
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar