16 Juni 2015

RESENSI BUKU MENANTI LELAKI DARI SURGA


Resensi buku kumcer "Menanti Lelaki Dari Surga" di Harian Kedaulatan Rakyat, Minggu, 14 Juni 2015 dengan judul: Berjumpa Lelaki Dari Sorga. 






Judul : Menanti Lelaki dari Surga
Penulis : Eko Hartono
Penerbit : UNSA Press
Cetakan : Pertama, Pebruari 2015
Tebal : vi + 116 hlm.
ISBN : 978-602-71176-4-8


Memilih dan mengumpulkan duabelas cerita pendek dari sejumlah cerpen yang tersebar di berbagai media cetak, saya kira pekerjaan cukup mudah bagi cerpenis sekaliber Eko Hartono. Terlebih ia sudah duapuluh tahun berkarya sekaligus berkesempatan meraih berbagai kejuaraan dalam bidang penulisan.

Cerpen-cerpen yang direntang dalam buku ini berkubang pada persoalan  perempuan, religiuitas, cinta, persahabatan, kemanusiaan serta sosio-kultural. Tak salah kalau dia menempatkan satu cerpennya "Menanti Lelaki Dari Surga" bertengger sebagai judul buku.

Sebagai penulis cerpen dia terlatih merekonstruksi alur-alur cerpennya sedemikian rupa sehingga menggoda daya tebak pembaca. Bahkan pembaca bisa disandera untuk bertempur mengulur imajinasi yang kadang-kadang terkesan liar. Cermati saja cerpen "Permen dan Lukisan". Bayangkan, seorang pemulung yang dalam stigma sosial kita terlanjur diinterpretasikan biasa memulung serpihan kardus, kertas, plastik, seng ditafsir ulang menjadi pemulung yang tugasnya memulung air mata untuk dibuat permen!

Dari permainan diksi setidaknya kedewasaan berimajinasi bisa diwakili dalam kalimat: Berhadapan dengan waktu yang berbalut misteri Raisa seperti dipermainkan oleh nasib yang tidak menentu. Dia seperti menunggu di peron waktu tanpa tahu kapan kereta harapan datang membawa kepastian. Rasa jemu, bosan, dan jenuh menggoda hatinya agar beranjak meninggalkan tempatnya (hal. 55). Petikan deretan kalimat ini difungsikan penulisnya ketika tokoh perempuan bersikukuh pada prinsip yang kelewat kuat bahwa lelaki dari sorga akan datang pada saatnya.

Tema-tema lain yang diangkat juga sempat menyentuh wilayah jender. Cerpen "Benalu" misalnya, sempat mencubit kernyit kening kita --bagaimana seorang perempuan yang harus menghidupkan denyut nadi ekonomi keluarga justru dituduh terlibat perilaku amoral. Lagi-lagi di wilayah ini pengarang kembali membuktikan kemahiran menjalin cerita, sehingga dapat dibilang, kekuatan yang paling dominan dari keseluruhan buku ini adalah kemampuan memainkan alur. Tentu ini modal menarik bagi penulis untuk menjerat daya duga yang sudah dipersiapkan pembaca. (*)

*) Budi Wahyono, Guru SMK Negeri 7 Semarang

Yang ingin mendapatkan buku Menanti Lelaki Dari Surga bisa membeli di toko buku Gramedia dan Togamas. Atau pesan langsung ke admin Penerbit UNSAPress. Harga buku: Rp. 36.000,-.

Tidak ada komentar: