berpartisipasi dalam WAKUWAKU JAPAN[7]
Kebudayaan Jepang telah banyak
berubah dari tahun ke tahun, dari kebudayaan asli negara ini, Jomon, sampai
kebudayaan kini, yang mengkombinasikan pengaruh Asia, Eropa dan Amerika Utara.
Setelah beberapa gelombang imigrasi dari benua lainnya dan sekitar kepulauan
Pasifik, diikuti dengan masuknya kebudayaan Tiongkok, penduduk Jepang mengalami
periode panjang isolasi dari dunia luar dibawah Keshogunan Tokugawa sampai
datangnya "The Black Ships" dan era Meiji.
Hal ini menyebabkan kebudayaan
Jepang berbeda dari kebudayaan Asia lainnya. Jepang memiliki kekayaan budaya
yang sangat beragam. Mulai dari seni pertunjukan sampai ritual budaya. Beberapa
seni pertunjukan yang terkenal di Jepang adalah kabuki, noh, kyogen, bunraku,
dan rakugo. Kabuki dimainkan hanya oleh pria. Para penonton dapat menyaksikan
kostum yang mencolok dan pose khusus yang disebut “mie”. Teater khusus kabuki
yang disebut Kabukiza merupakan puncak keindahan arsitektur Jepang.
Noh dan kyogen dimainkan di atas
panggung khusus berbentuk L yang disebut Panggung Noh. Noh dipertunjukkan
menggunakan topeng noh yang disebut “Noumen” dan kyogen yang merupakan turunan
noh merupakan pertunjukan yang mampu mengundang banyak tawa.
Pertunjukan boneka Jepang yang
disebut bunraku merupakan wayang kulit versi Jepang. Bunraku amatlah khas dan
tidak ditemukan di tempat lain, yakni masing-masing boneka berukuran 120-150 cm
digerakkan oleh 3 orang. Selain itu, rakugo yang merupakan pertunjukan oleh
seorang penampil dengan mengetengahkan keahlian bercerita dan gerakan pun tak
kalah populer. Rakugo sering dipertunjukkan bersama dengan akrobat, sulap, dll.
Bagi masyarakat Indonesia yang
ingin mengetahui tentang kebudayaan Jepang tak perlu harus repot-repot ke
Jepang. Cukup pantengin siaran Dokumenter di WAKUWAKU JAPAN yang mengudara
melalui TV kabel Indovision
(channel 168), Okevision (channel 32), dan First Media (channel 340).
Salah satu siaran documenter yang
cukup menarik adalah Traditional MATSURI Series. Disiarkan awal Minggu, 6 April
2014, pukul 18.00 – 19.00 WIB yang kemudian disiarkan ulang di hari lain. Menghadirkan
festival tradisional yang mengakar di Jepang sejak dahulu. Diantaranya adalah :
(1) Festival Mimpi 32 Malam “Tari
Gujo” ~Cinta Menari, Di Tanah Asal Air Jernih~
(2) Komandan Muda yang Heroik!
Ageuma Shinji.
(3) Nobunaga Pun Terkesan!
Festival Romantis yang Terpantul dalam Air ~Festival Owari-Tsushima Tenno~
(4) Dewa Semalam ~Menari Sebagai
Setan~ Festival Bunga di Toei, Prefektur Aichi
(5) Ishidori Matsuri
Selain itu ada juga film documenter
The World Heritage Shirakawago yang disiarkan awal: Sabtu, 3 Mei 2014 pukul
21.00 - 22.00 WIB. Mengisahkan tentang anak-anak yang tinggal di Shirakawago,
salah satu Situs Warisan Dunia, mewawancarai orang-orang dewasa untuk mencari
tahu lebih lanjut tentang tanah kelahiran mereka. Tayangan bergaya dokumenter
ini mengikuti anak-anak yang berkegiatan dengan antusias di Shirakawago selama
setahun, lengkap dengan keindahan empat musim di sana.
Demikian dua contoh siaran
program documenter di WAKUWAKU JAPAN. Masih banyak siaran documenter yang bisa
disaksikan. Jadi segeralah berlangganan Indovision, Okevision, dan First Media
agar bisa menyaksikan tayangan berbahasa Jepang di WAKUWAKU JAPAN. Arigato!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar