10 Juli 2011

Penderita HIV-AIDS Bukan Momok Menakutkan

Persepsi masyarakat umum terhadap penderita HIV-AIDS selalu negatif. Tak heran bila banyak penderita/pengidap HIV-AIDS mendapat stigmasi dan diskriminasi. Mereka diasingkan, dikucilkan, dan tidak diakui, bahkan oleh keluarganya sendiri. Penderita/pengidap HIV-AIDS dianggap momok menakutkan.

Padahal kenyataan penderita/pengidap HIV-AIDS masih bisa hidup normal dan menjalani aktivitas sebagaimana manusia yang sehat. Bahwa penyakit HIV-AIDS tergolong mematikan dan berbahaya memang benar, tapi bukan lantas menjadikan penderita/pengidapnya tak memiliki harapan dan kesempatan untuk menikmati hidup yang sewajarnya.

Sebenarnya bukan hanya penyakit HIV-AIDS yang tergolong mematikan, penyakit lainnya seperti kanker, TBC, kusta, jantung, DBD, dan lain sebagainya juga mematikan selama tidak mendapatkan penanganan yang baik. Karenanya yang perlu dilakukan adalah bagaimana menciptakan iklim kehidupan yang sehat agar penyakit-penyakit berbahaya itu tidak sampai meningkat tinggi.

Dalam hal ini kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan sangat penting. Masyarakat perlu dibudayakan menjaga pola hidup bersih dan sehat, pergaulan sehat, dan perilaku hidup yang sehat. Upaya pencegahan lebih efektif ketimbang mengobati. Penyuluhan, edukasi, kampanye, dan pengenalan terhadap penyakit dengan resiko kematian tinggi di masyarakat harus selalu dilakukan.

Masyarakat juga tidak perlu apriori dan alergi terhadap penderita/pengidap HIV-AIDS. Karena kehadiran mereka tidak akan menjadi momok selama kita memperlakukan dengan baik. Penularan dan penyebaran tidak akan terjadi bila kita mengetahui faktor apa saja yang mampu menimbulkan terjadinya penularan. Dengan begitu kita bisa mengambil langkah yang tepat untuk mencegah penyebarannya.

Sementara para penderita/pengidap HIV-AIDS tidak perlu harus dikucilkan dan diasingkan. Mereka harus diperlakukan dengan manusiawi dan diberikan hak-haknya untuk mengembangkan potensinya. Mereka bisa diajak kerja sama menanggulangi penyebaran virus mematikan ini. Karena mereka sebenarnya masih bisa memberikan kontribusi positif bagi pembangunan bangsa dan negara.

Tidak ada komentar: